Saturday, April 24, 2010

BUFFETTOLOGY

Istilah "Buffettology" mungkin belum ditemukan di kamus manapun, tetapi jelas bahwa kata ini bersifat magis di dalam kamus investasi. Ada banyak pembahasan, liputan, pemberitaan di beragam media seperti buku, majalah, dan seluruh saluran media tentang nilai yang dapat dipetik dari investasi yang dilakukan Warren Buffett. Prinsip-prinsip investasinya sama sederhananya dengan menggunakan indera-indera pada umumnya dan memahami kekuatan bunga-berbunga (compound interest).

Bagaimana Membeli Perusahaan dan Bukan Membeli Saham untuk Diperdagangkan
Warren Buffett adalah orang yang berbeda dari yang lain di dalam memilih-milih saham untuk dibeli. Kebanyakan investor membeli saham ketika keluar kabar buruk atau resesi dan menjualnya ketika muncul kabar baik. Buffett membeli ketika muncul berita buruk resesi. Yang lebih baik dari para investor adalah mereka yang membeli saham ketika saham telah mencapai titik terendahnya. Hal ini disebut sebagai pendekatan strategi investasi kontrarian. Dan yang dilakukan oleh Buffett adalah strategi kontrarian yang selektif, dimana dia membeli sebagian atau seluruh perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif dan harga sahamnya menukik akibat berita buruk atau resesi.

Hanya Membeli Perusahaan dengan Keunggulan Kompetitif
Buffett menggolongkan perusahaan ke dalam dua jenis. Yang pertama adalah bisnis komoditas dengan harga kompetitif dan yang kedua adalah bisnis dengan keunggulan kompetitif. Buffett menghindari tipe bisnis yang pertama, karena ada beberapa perusahaan yang menawarkan produk atau jasa yagn sama dan margin labanya kecil karena persaingan harga. Bisnis tipe kedua adalah bisnis yang memiliki pesaing lebih sedikit, atau memiliki nama merek yang kuat, atau memiliki angka perputaran inventori yang tinggi untuk menutupi harga yang rendah. Perusahaan dengan keunggulan kompetitif harus mendapatkan return on equity (ROE) yang konsisten lebih dari 12% sekurang-kurangnya dalam 10 tahun terakhir. Perusahaan juga harus memiliki tren yang positif di dalam pendapatan ini.

Memilih Peluang yang Tepat untuk Membeli Saham
Ada sejumlah manfaat penting yang dapat diambil dari praktek investasi yang dilakukan Buffett. Dasarnya bukanlah indikator-indikator saham yang ada dimana-mana, tetapi menghitung nilai buku perusahaan. Dan jika harga saham berada di bawah nilai buku tersebut pada suatu waktu, saat itulah peluang terbesar untuk membelinya. Buffett membiarkan perusahaan jika harganya belum tepat. Karena menurut prinsipnya, harga yang dibayarkan seseorang terhadap suatu saham akan menentukan rate of return yang dia harapkan. Kesempatan-kesempatan untuk membeli ini muncul ketika pasar sedang bearish, resesi, terjadi bencana, atau keluarnya kabar buruk tentang sebuah perusahaan.

Bagaimana Menginterpretasikan Data Finansial
Informasi finansial yang perlu diperhatikan sebelum menjatuhkan pilihan pada saham diantaranya Return of Equity (ROE), Return of Total Capital (ROTC), Earnings per Share (EPS). Informasi ini juga menjadi sumber yang digunakan oleh Buffett di dalam penelitiannya.
Read More..

Saturday, April 17, 2010

SEKALI LAGI, TENTANG KEGAGALAN

Failures are divided into two classes: Those who thought and never did and those who did and never thought.
Kegagalan dibagi menjadi dua: Mereka yang memikirkannya tetapi tidak pernah mengalaminya dan mereka yang mengalaminya tetapi tidak pernah memikirkannya.
(John Salack)
Kalau dicerna lebih dalam, ungkapan di atas sangat menarik, terutama golongan pertama. Bahwa mereka yang telah berpikir gagal sebelum memulai tindakan apa-apa digolongkan sebagai orang yang telah gagal. Ini bisa disamakan dengan kalah sebelum berperang. Sebagaimana telah saya kemukakan pada tulisan-tulisan sebelumnya, inti dari kegagalan pertama ini adalah PIKIRAN. Inilah betapa pikiran atau persepsi kita akan berpengaruh pada tindakan kita berikutnya. Dan kegagalan model ini menimpa banyak orang.
Sementara untuk golongan kedua, mereka mengalami gagal, bangkit, gagal lagi, bangkit lagi, dan seterusnya. Tetapi mereka tidak pernah memikirkan kegagalan-kegagalan tersebut. Mereka belajar dari kegagalan-kegagalan sebelumnya dan tumbuh menjadi pribadi yang luar biasa. Hanya orang bodoh yang tidak mau belajar dari kegagalan.
Pada dasarnya, hidup ini adalah university of failure atau universitas kegagalan. Sebagaimana kita ketahui bersama, pengalaman adalah guru terbaik. Demikian pula kegagalan. Anda yang pernah gagal dalam hal apapun, seharusnyalah menjadikan kegagalan sebagai pengalaman hidup yang paling berharga untuk melangkah menjadi lebih baik dan sukses.
Bangkit dari kegagalan memang bukan perkara mudah. Dibutuhkan niat kuat dan upaya keras. Satu hal yang pasti, sebesar apapun ratapan atau keluhan terhadap kegagalan yang menimpa Anda, itu tidak akan mengubah kondisi Anda. Yang dibutuhkan adalah tindakan untuk segera keluar dari kegagalan karena hidup terus berjalan. Sikap negatif berlebihan, mengeluh terus-menerus, tidak bisa menerima kenyataan, dan putus asa menghadapi kegagalan hanya akan semakin memperburuk keadaan. Tak jarang orang salah dalam menghadapi kegagalan dengan cara mengkonsumsi minuman beralkohol, narkoba, bahkan bunuh diri.
Perlu saya tekankan bahwa mereka yang sukses dalam hal apapun tidak berhasil dari awalnya. Mereka pasti pernah mengalami kegagalan demi kegagalan. Yang terpenting adalah segera bangkit dan mencoba sesuatu yang baru.
Menarik pula kutipan yang saya ambil dari Oliver Gold Smith. Dia selalu berkata: Our greatest glory is not about never falling, but rising every time we fall. Artinya, kemenangan atau kesuksesan terbesar kita bukan karena tidak pernah jatuh, tetapi segera bangkit setiap kali kita jatuh.
Read More..

INDAHNYA KESEDERHANAAN

Keindahan itu sebenarnya sederhana. Pagi ini saya menikmati sarapan dengan secangkir kopi hangat dan dua buah pastel. Nikmatnya luar biasa. Saya raih pegangan cangkir, saya angkat pelan-pelan. Sebelum saya menyeruput, saya nikmati bau harum kopinya. Kemudian bibir saya bersentuhan dengan bibir cangkir yang terasa hangat. Wow… Rasa manis, hangat, pahit berbaur jadi satu bertemu lidah saya. Luar biasa!!!
Saya juga menyaksikan seekor cicak yang sedang kasmaran mengejar betinanya. Saya jadi teringat bagaimana saya kasmaran dulu dan mengejar betinaku, eh pacarku (sekarang sudah mantan pacar). Indah sekali.
Pernahkah Anda menikmati keindahan dalam kesederhanaan seperti itu? Pernahkah Anda mensyukuri apapun yang Anda miliki saat ini?
Kita biasanya hanya berpuas diri pada kesuksesan, keberhasilan yang hingar bingar, keuntungan yang berlimpah. Kita sering lupa menikmati keindahan pada hal-hal yang sederhana.
Kita tentu saja ingat betapa enaknya mie ayam tempat kita SMA dulu. Murah, gurih, nikmati, dan penuh keceriaan. Makanan terenak adalah makanan di dekat sekolah kita dulu. Kita dapat menyaksikan etapa lucunya anak-anak kecil bermain di kebun binatang, tak peduli betapapun baunya kotoran kuda disana. Adakah hal-hal kecil ini membuat Anda bahagia? Apakah “inner joy” Anda bersorak sorai, ataukah sudah tidak ada lagi “keceriaan nurani” ini di dalam kehidupan Anda?
Kehidupan bukanlah hanya berisi sederetan rekor kesuksesan dan tonggak-tonggak sejarah, tetapi juga berisi rentetan kesederhanaan yang indah dan penuh arti.
Kenikmatan itu murah, kalau kita tau bagaimana cara menikmati hidup ini. Kita tidak perlu tersandera oleh dogma kehidupan yang harus mendewakan harta dan materi. Tapi merasakan rasa indah dalam kesederhanaan yang ada.
Mungkin telah terjadi tujuh puluh dua hal kecil yang indah yang anda lalui hari ini, tetapi mata anda tertutup pada satu proyek yang tidak juga goal itu... Mengapa tidak mencoba mebuka mata kita? Kita bagaikan orang yang berada di dalam bus yang melewati jalan-jalan yang luar biasa indah pemandangannya, tetapi kita tutup gorden penutup jendela bus, sehingga apapun tidak terlihat dari dalam.
Rasakan apapun yang Anda lalui, karena hidup ini cuma perjalanan saja. Dan bagaimana kita memilih cara kita memandang hidup ini, adalah hak kita sendiri. Cobalah menikmati kesederhanaan keindahan itu dan menjalani dengan penuh rasa.
Semoga ini dapat menggugah Anda untuk lebih mengenali lagi keindahan kecil yang anda lalui dan sering lupakan dalam hidup anda.
Read More..

TGIM versus TGIF

“Everyday is Monday (not Sunday, as before) in Jogja”

Pernahkah (atau seringkah) Anda merasa bahwa hari Senin adalah hari yang membosankan? Senin lagi, Senin lagi. Libur belum puas, sudah harus bekerja lagi. Capek deeh…
Hari Senin merupakan awal hari kerja dalam seminggu. Mereka yang gila kerja atau sangat mencintai pekerjaannya menginginkankan Senin segera datang, sehingga bisa beraktivitas lagi. Liburan membuat mereka lelah dan malas, terlena dan tertidur saja.
Mereka berprinsip: Thanks God It’s Monday (TGIM). Adrenalin mereka mengalir lagi menginjak hari Senin. Tantangan pekerjaan mengaktifkan seluruh sel-sel di tubuhnya untuk bekerja, bersaing, berjuang dan bergelora kembali.
Yang paling eksrim dari golongan ini adalah workaholic. Mereka tidak lagi memikirkan liburan, karena hari Sabtu dan Minggu pun bekerja penuh. Mereka tidak peduli hari Senin atau Jumat.
Di sisi lain, orang-orang yang bosan bekerja memiliki semboyan: TGIF, Thanks God It’s Friday. Jumat sore adalah masa yang paling ditunggu karena hari Sabtu dan Minggu mereka berlibur. Mereka berpendapat bahwa liburan adalah kenikmatan luar biasa untuk melupakan stress dan tekanan pekerjaan. Mereka harus menikmatinya. Mereka berkata: Memang badan ini robot? Bekerja tidak ada habisnya.
Termasuk golongan manakah Anda? Saya bertaruh sebagian besar dari kita memilih TGIF. Orang lebih menyukai relaksasi, lebih suka liburan, dan kemalasan. Ini kan kodrat manusia. Betul?
Inilah salah satu yang membedakan bangsa timur dan barat yang menyebabkan kita tertinggal dari mereka. Berapa hari libur dalam setahun di negeri ini? Bandingkan dengan hari libur di negara-negara lain. Kita melihat pekerjaan sebagai beban, mereka mensyukurinya. Ada sebagian dari kita yang belum menyadari: Bagaimana kita bisa hidup tanpa bekerja? Lebih jauh lagi, bagaimana bisa sukses dalam hidup kalau lebih senang liburan daripada bekerja?
Orang Jogja, termasuk saya, tentu tidak asing dengan kalimat dagadu berikut: Everyday is Sunday in Jogja.
Sedemikian lemot-kah Jogja? Kita harus mengubah paradigma ini. Kita harus menunjukkan bahwa Jogja adalah kota yang bersemangat, sehingga cap bahwa ‘setiap hari adalah hari libur di Jogja’ dapat kita hilangkan. Caranya? It starts from ME.
Dari mereka yang sukses, terlebih para entrepreneur, banyak yang awalnya membangun usaha mereka dengan menjadi workaholic, berkarya tanpa henti, siang dan malam, tak kenal waktu. Mereka baru memikirkan liburan ketika usaha mereka sudah benar-benar mapan.
Jadi yang terbaik menurut saya adalah menyeimbangkan antara TGIM dan TGIF. Saya sengaja meletakkan TGIM di depan, dengan harapan agar kita lebih memprioritaskan TGIM daripada TGIF sehingga masing-masing kita bisa menjadi pekerja keras, yang pada akhirnya akan membawa bangsa ini menjadi pekerja keras juga, sehingga tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain. Macan Asia harus kita bangkitkan.
Jika kita telah menjadi bangsa yang pekerja keras, tidak lemot alias letoy, maka kita tak akan pernah takut menghadapi persaingan dari negara manapun, termasuk AC-FTA. Kita tidak perlu meratap, mengeluh, mengemis seperti yang dilakukan oleh segelintir pecundang. Kita harus menjadi pemenang. We must be a winner, not a losser. Kita harus menumbuhkan dan menggelorakan ungkapan Julius Caesar: VENI, VIDI, VICI (Aku Datang, Aku Lihat, Aku Menang).
Read More..