Kebiasaan hidup kita itu akan membentuk karakter diri kita sendiri dan sangat menentukan siapa diri kita di masa depan. Kejujuran merupakan sikap positif yang perlu ditanamkan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, di bidang apapun. Kejujuran merupakan salah satu resep suksesnya kehidupan kita. Kejujuran menjadikan kita pribadi yang matang dan tidak memiliki ganjalan hati. Sebaliknya, ketidakjujuran atau kebohongan adalah penyakit hati yang harus dibuang jauh-jauh karena efek dari kebiasaan berbohong ini sungguh sangat besar.
Saya ingat dengan satu ungkapan menarik yang mengatakan bahwa ketika kita berbohong 1 kali, itu sama artinya kita telah berbohong 11 kali. Ini terjadi karena kebohongan yang pertama akan ditutupi dengan kebohongan-kebohongan berikutnya. Contohnya begini. Seorang ayah bertanya kepada anaknya:
Ayah : Nak, dari mana saja kamu, kok jam segini baru pulang?
Anak : Dari mengerjakan tugas kelompok, Pa. (Padahal ia bermain PS) (Bohong 1)
Ayah : Tugas apa yang kamu kerjakan?
Anak : Bahasa Inggris, Pa. (Bohong 2)
Ayah : Di rumah siapa?
Anak : Di rumah Anu, Pa. (Bohong 3)
Dan seterusnya…
Ada kisah menarik tentang kejujuran dan kebohongan ini. Alkisah tersebutlah seorang pengusaha kaya raya yang memiliki 2 orang anak yang tinggal di 2 desa yang berbeda. Karena dia bingung menentukan siapa yang akan meneruskan bisnisnya, dia memanggil kedua anaknya dan berkata: "Anak-anakku, saya akan memberi kalian masing-masing 1 bakul benih padi. Pergilah ke desa kalian masing-masing dan tanamlah benih padi wasiat keluarga ini. Setahun dari sekarang, bawalah hasilnya kesini. Siapa yang membawa hasil lebih banyak akan saya beri hadiah."
Kedua orang inipun pulang ke desa masing-masing. Selang setahun kemudian, kedua orang ini kembali ke rumah ayahnya.
Dari kejauhan ayahnya melihat yang sulung membawa padi yang banyak sekali. Sedang yang bungsu tidak membawa padi sebijipun.
Maka sang ayah tahu bahwa anak yang tidak membawa apa-apa inilah yang jujur. Sehingga si bungsu ini tidak hanya mendapat hadiah, tapi seluruh kekayaan sang ayah diberikan semua kepadanya. Sang sulung sempat bingung, kenapa si bungsu yang mendapat hadiah padahal dia yang malah membawa padi lebih banyak.
Sang ayah menjawab, "Padi yang saya berikan dulu adalah padi yang sudah masak. Jadi tidaklah mungkin bisa ditanam dan tumbuh. Kalau kamu ingin menjadi orang besar dan sukses, kamu harus jujur kepada dirimu sendiri, jujur kepada pelangganmu, jujur kepada siapapun."
No comments:
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar / kritik / saran Anda di bawah ini...