Showing posts with label BUSINESS AND INVESTMENT. Show all posts
Showing posts with label BUSINESS AND INVESTMENT. Show all posts

Saturday, November 19, 2011

INVESTASI MENGALAHKAN INDEKS DAN REKSADANA

Apakah Anda telah berinvestasi di pasar modal, terutama saham? Kalau sudah, bagaimana kinerja dari hasil investasi Anda? Jika investment return yang Anda peroleh dapat mengalahkan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), berarti Anda termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Sebaliknya, jika kinerja investasi Anda di bawah indeks, berarti Anda termasuk golongan orang-orang yang merugi dan perlu melakukan evaluasi. Jika Anda termasuk kelompok kedua, baik melalui long-term investing atau short-term trading, ada baiknya Anda berinvestasi di reksadana saja sambil mematangkan dahulu ilmu trading/investasi Anda. Melakukan investasi di bursa saham tanpa dibekali ilmu yang mencukupi hanya akan menjadi santapan empuk para 'bandar' profesional. Ilmu yang dimaksud diantaranya memahami Fundamental Analysis (FA), Technical Analysis (TA) dan Money Management (MM).
Dengan memahami ketiganya, maka kita dapat meminimalisir kerugian sebagaimana 2 aturan terkenal dari investor nomor 1 dunia Mr. Warren Buffett:
Rule No. 1: Never Lose Your Money.
Rule No. 2: Never Forget Rule No. 1

Bagaimana caranya berinvestasi yang dapat mengalahkan indeks? Jika Anda telah memulai berinvestasi melalui reksadana, Anda dapat membandingkan kinerja reksadana tersebut dengan indeks acuan (IHSG). Anda juga dapat membanding-bandingkan kinerja seluruh reksadana yang ada di Indonesia dengan indeks atau sesama reksadana yang ada di situs ini.
Mengalahkan kinerja indeks atau reksadana saham memang bukan perkara gampang, namun bukan juga sesuatu yang mustahil. Berikut tips dari saya:
Pertama, tugas kita sebagai Manajer Investasi bagi kita sendiri adalah meracik portofolio kita dengan baik dengan cara memilih perusahaan-perusahaan terbaik di bidangnya. Kita dapat memulainya dengan memilih saham-saham Bluechips terlebih dahulu, seperti ASII, BBRI, BMRI. Bahkan kalau kita termasuk investor berprofil agresif, kita dapat menambahkan beberapa saham Second Liner tetapi yang berfundamental baik seperti ASRI, GJTL, CPIN ke dalam keranjang portofolio (Untuk melihat profil resiko, Anda dapat melihat di tulisan ini).
Di era informasi sekarang ini kita sangat mudah mendapatkan akses terhadap data-data fundamental perusahaan. Beberapa situs yang menjadi rujukan untuk mendapatkan data-data fundamental perusahaan-perusahaan diantaranya adalah ft, reuters, dan bloomberg.
Kedua, lakukan diversifikasi portofolio. Don't put all your eggs in one basket. Belilah beberapa saham dari beberapa sektor yang berbeda, tetapi pilihlah yang terbaik di sektornya masing-masing.
Ketiga, lakukan evaluasi secara berkala. Jika salah satu saham berkinerja buruk, jangan sungkan untuk melakukan switching ke saham lain yang lebih menjanjikan. Sebagai investor ritel, kita sebenarnya memiliki kelebihan dibandingkan para Manajer Investasi yang mengelola reksadana yang biasanya memiliki asset ratusan milyar hingga trilyunan. Dengan dana yang relatif kecil, kita mampu melakukan switching atau rebalancing portofolio dengan mudah. Hal ini berbeda dengan Manajer Investasi yang dananya sangat besar.
Keempat, terkait dengan point ketiga di atas, selalu perhatikan kondisi ekonomi lokal, regional, dan global. Kita bisa menggunakan top-down analysis atau bottom-up analysis untuk meracik portofolio kita (sebagai gambaran singkat dapat dilihat disini). Gejolak krisis, perubahan suku bunga, perubahan kurs, pergolakan harga komoditas, dan lain-lain akan mengubah trend investasi kita.
Demikian beberapa tips dari saya, semoga bermanfaat dan salam sukses.
Read More..

Saturday, April 24, 2010

BUFFETTOLOGY

Istilah "Buffettology" mungkin belum ditemukan di kamus manapun, tetapi jelas bahwa kata ini bersifat magis di dalam kamus investasi. Ada banyak pembahasan, liputan, pemberitaan di beragam media seperti buku, majalah, dan seluruh saluran media tentang nilai yang dapat dipetik dari investasi yang dilakukan Warren Buffett. Prinsip-prinsip investasinya sama sederhananya dengan menggunakan indera-indera pada umumnya dan memahami kekuatan bunga-berbunga (compound interest).

Bagaimana Membeli Perusahaan dan Bukan Membeli Saham untuk Diperdagangkan
Warren Buffett adalah orang yang berbeda dari yang lain di dalam memilih-milih saham untuk dibeli. Kebanyakan investor membeli saham ketika keluar kabar buruk atau resesi dan menjualnya ketika muncul kabar baik. Buffett membeli ketika muncul berita buruk resesi. Yang lebih baik dari para investor adalah mereka yang membeli saham ketika saham telah mencapai titik terendahnya. Hal ini disebut sebagai pendekatan strategi investasi kontrarian. Dan yang dilakukan oleh Buffett adalah strategi kontrarian yang selektif, dimana dia membeli sebagian atau seluruh perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif dan harga sahamnya menukik akibat berita buruk atau resesi.

Hanya Membeli Perusahaan dengan Keunggulan Kompetitif
Buffett menggolongkan perusahaan ke dalam dua jenis. Yang pertama adalah bisnis komoditas dengan harga kompetitif dan yang kedua adalah bisnis dengan keunggulan kompetitif. Buffett menghindari tipe bisnis yang pertama, karena ada beberapa perusahaan yang menawarkan produk atau jasa yagn sama dan margin labanya kecil karena persaingan harga. Bisnis tipe kedua adalah bisnis yang memiliki pesaing lebih sedikit, atau memiliki nama merek yang kuat, atau memiliki angka perputaran inventori yang tinggi untuk menutupi harga yang rendah. Perusahaan dengan keunggulan kompetitif harus mendapatkan return on equity (ROE) yang konsisten lebih dari 12% sekurang-kurangnya dalam 10 tahun terakhir. Perusahaan juga harus memiliki tren yang positif di dalam pendapatan ini.

Memilih Peluang yang Tepat untuk Membeli Saham
Ada sejumlah manfaat penting yang dapat diambil dari praktek investasi yang dilakukan Buffett. Dasarnya bukanlah indikator-indikator saham yang ada dimana-mana, tetapi menghitung nilai buku perusahaan. Dan jika harga saham berada di bawah nilai buku tersebut pada suatu waktu, saat itulah peluang terbesar untuk membelinya. Buffett membiarkan perusahaan jika harganya belum tepat. Karena menurut prinsipnya, harga yang dibayarkan seseorang terhadap suatu saham akan menentukan rate of return yang dia harapkan. Kesempatan-kesempatan untuk membeli ini muncul ketika pasar sedang bearish, resesi, terjadi bencana, atau keluarnya kabar buruk tentang sebuah perusahaan.

Bagaimana Menginterpretasikan Data Finansial
Informasi finansial yang perlu diperhatikan sebelum menjatuhkan pilihan pada saham diantaranya Return of Equity (ROE), Return of Total Capital (ROTC), Earnings per Share (EPS). Informasi ini juga menjadi sumber yang digunakan oleh Buffett di dalam penelitiannya.
Read More..

Sunday, March 21, 2010

TIPS BERINVESTASI SECARA PINTAR

Investasi secara pintar (smart investing) berarti membangun strategi investasi pribadi yang terbaik. Buatlah rencana sempurna dengan melek finansial, dan pastikan untuk mendiversifikasi investasi Anda.
Masa depan finansial seorang investor bergantung pada kemampuannya berinvestasi secara cerdik. Selama bertahun-tahun, uang dapat diperoleh, hilang, atau relatif stagnan. Dengan strategi investasi pribadi yang dipahami dengan baik, yang didasarkan pada penelitian dan sedikit bantuan dari perencana keuangan, maka kemungkinan bahwa investasi dapat mendatangkan imbal hasil yang diharapkan akan meningkat. Melakukan penelitian atau belajar tentang latar belakang, berkonsultasi dengan penasehat keuangan, dan melakukan diversifikasi investasi perlu dilakukan.
Langkah pertama investasi pintar adalah mengajukan pertanyaan. Anda perlu menggambarkan harapan-harapan mendasar sebelum mengembangkan sebuah strategi investasi. Tipe investasi apa yang paling tepat bagi Anda, dan apa saja biaya dan resiko yang dihadapi dari investasi tersebut? Apakah tujuan finansial dalam lima tahun, sepuluh tahun, dan tiga puluh tahun mendatang? Seberapa pentingkah tabungan dan investasi dan berapa besar jumlah uang yang perlu disisihkan untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut?
Setelah pertanyaan-pertanyaan dibuat, maka perlu dilakukan pembelajaran investasi dan beragam pilihan yang berbeda-beda, mempelajari tipe-tipe polis asuransi jiwa, reksa dana, dan biaya-biaya yang timbul pada investasi saham dan obligasi. Mengenali kebutuhan pribadi dan kemudian meluangkan waktu untuk mencari tahu jawaban-jawaban di atas dapat mempermudah pengambilan keputusan dengan perencana keuangan. Hal ini juga membantu memprioritaskan kebutuhan dan keinginan pribadi.
Langkah berikutnya untuk investasi cerdik adalah membuat perencanaan. Anda dapat berbicara dengan profesional tentang tujuan-tujuan finansial, manajemen utang, dan investasi. Anda harus bersikap jujur dan realistis dengan toleransi resiko, prioritas investasi terhadap kebutuhan finansial, dan tujuan-tujuan pribadi.
Apa saja yang ada di dalam strategi investasi? Ini adalah peta jalan untuk investasi yang pintar seumur hidup. Strategi ini meliputi penilaian situasi keuangan sekarang, proyeksi masa depan, dan seluruh keputusan finansial diantaranya.
Tak ada strategi investasi pribadi yang sukses tanpa diversifikasi. Investasi pintar berarti memberikan kepastian bahwa resiko-resiko yang dihadapi dapat diperkecil dengan menggunakan beragam instrumen investasi. Resiko reksa dana mungkin tidak sebesar perdagangan saham, tetapi sebagai sebuah investasi tunggal reksa dana tetap saja dianggap beresiko. Bagaimana jika sebuah reksa dana menghasilkan imbal hasil yang lebih kecil setelah menghitung biaya-biayanya?
Inilah pentingnya melakukan diversifikasi investasi. Tempatkan uang Anda pada beberapa instrumen investasi seperti obligasi, reksa dana, dan kemudian pada beberapa saham. Dengan beragam investasi, dimana potensi, resiko, dan kecocokannya dengan masing-masing investor telah diuji sebelumnya, maka dapat dijamin bahwa seorang investor akan mendapatkan keuntungan. Kesimpulannya: Pelajarilah investasi, pelajarilah beragam pilihan yang ada, carilah pedoman, dan lakukan diversifikasi. Dengan mengikuti tips-tips ini maka investasi pintar dapat dilakukan oleh siapapun.
Read More..

ANALISIS MAKRO EKONOMI DALAM INVESTASI

Dalam dunia investasi, pertimbangan tentang kondisi makro ekonomi sebuah negara merupakan sesuatu yang sangat penting dan tak boleh diabaikan. Kondisi makroekonomi ini mempengaruhi harga instrumen investasi. Kondisi makro yang dimaksud misalnya peringkat surat utang Indonesia, perubahan laju inflasi dan bunga acuan, nilai cadangan devisa, fluktuasi harga minyak, rasio utang terhadap GDP, dan lain sebagainya.
Berikut pembahasan singkatnya:

Inflasi dan Bunga
Inflasi adalah kenaikan harga barang secara umum. Sedangkan BI rate merupakan bunga yang menjadi acuan bagi industri perbankan dalam menetapkan bunga deposito dan pinjaman.
Jika inflasi terlalu tinggi, BI akan mengerek naik BI rate. Di atas kertas, kenaikan BI rate akan diikuti dengan kenaikan bunga kredit bank.
Imbasnya, kegiatan produksi akan berkurang karena tingkat permintaan terhadap barang akan merosot. Untuk mengimbangi penurunan permintaan, produsen akan memangkas harga barang. Mekanisme yang sebaliknya akan terjadi ketika inflasi terlalu rendah dan bunga diturunkan.
Pada saat inflasi tinggi dan tren bunga naik, investor yang rasional akan memilih produk deposito yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan instrumen lainnya, seperti saham dan obligasi. Akibatnya, harga saham dan obligasi, termasuk reksadana, akan menukik.
Sebaliknya, pada saat inflasi rendah dan tren bunga rontok, investor akan berpaling ke saham dan obligasi yang memberikan return yang lebih tinggi daripada deposito. Permintaan saham, obligasi dan reksadana pada gilirannya mendorong kenaikan harga ketiga instrumen investasi ini.

Penentu BI rate
BI rate bukanlah satu-satunya instrumen moneter yang digunakan BI untuk mengendalikan laju inflasi. Demikian pula, inflasi bukan satu-satunya pertimbangan BI dalam menetapkan besaran BI rate. Pertimbangan lainnya meliputi:
Kondisi ekonomi negara yang ditentukan oleh indikator seperti Produk Domestik Bruto (PDB) dan cadangan devisa. Kondisi ekonomi dikatakan sehat jika memiliki penghasilan yang terus bertambah (PDB positif), utang tidak banyak (rasio utang terhadap PDB rendah), dan memiliki simpanan untuk kondisi yang tidak pasti di masa mendatang (devisa bernilai besar).
Kestabilan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. BI rate yang tinggi akan mengundang arus masuk dana asing alias hot money dengan deras. Situasi ini akan memperkuat nilai tukar rupiah. Demikian pula sebaliknya.
Selisih (spread) antara BI rate dengan bunga acuan di Amerika Serikat, Fed funds rate. Semakin besar selisih kedua bunga ini, semakin menarik Indonesia di mata investor global. Jadi, jika AS menaikkan bunga sementara BI rate tetap, maka pesona Indonesia sebagai tujuan investasi bakal surut.
Peringkat surat utang Indonesia. Peringkat surat utang menunjukkan kualitas kemampuan negara dalam melunasi kewajiban. Negara yang berperingkat utang tinggi memiliki daya tawar untuk mendapatkan tingkat bunga yang lebih rendah.
Dari tulisan tersebut dapat disimpulkan bahwa data makroekonomi yang paling relevan dalam pengambilan keputusan investasi adalah tingkat inflasi dan BI rate. Yang juga harus dipahami investor adalah bahwa kenaikan BI rate dan inflasi akan berdampak negatif pada iklim investasi. Sebaliknya, penurunan BI rate dan inflasi akan berdampak positif terhadap kegiatan investasi.
Read More..

Sunday, February 28, 2010

BAGAIMANA MEMILIKI UANG SATU MILYAR?

Judul di atas sengaja saya ambil untuk memprovokasi Anda dan saya sendiri.
Seberapa besarkah arti uang Rp 1 milyar bagi Anda? Bagi sebagian besar dari kita, nilai tersebut sangatlah besar. Dengan uang Rp 1 milyar, banyak yang dapat kita beli atau mimpi yang dapat kita wujudkan. Jika memang demikian, mengapa kita hanya berdiam diri saja? Kalau orang lain saja dapat memilikinya, kenapa kita tidak? Berikut adalah beberapa cara kita memperoleh uang Rp milyar tanpa harus KORUPSI.
Pertama-tama, tentukan dulu apa tujuan finansial Anda. Sebagai contoh, Anda ingin membeli sebuah rumah seharga Rp 1 milyar. Untuk mendapatkan uang sebesar ini dan membeli rumah secara tunai, tentu perlu waktu yang lama. Untuk mengakalinya, beli saja rumah seharga Rp 1 milyar secara kredit. Anda hanya perlu mengumpulkan uang mukanya dulu, katakanlah sebesar 30%. Ternyata Anda hanya perlu berinvestasi secara rutin sekitar Rp 6,350 juta per bulan pada produk dengan target hasil investasi rata-rata 10% per tahun selama lima tahun. Jika tidak berinvestasi, maka Anda harus menabung sebesar Rp 8,1 juta per bulan selama lima tahun ke depan.
Contoh lain adalah jika Anda ingin memiliki Rp 1 milyar sebagai dana pensiun dalam waktu 15 tahun. Jika Anda memperhitungkan inflasi 0%, maka Adna hanya perlu berinvestasi sekitar Rp 525.000 per bulan pada produk dengan target hasil investasi 25% per tahun, selama 15 tahun ke depan. Jika Anda memperhitungkan inflasi 10% sehingga dana yang Anda butuhkan menjadi 4,1 milyar, maka Anda perlu berinvestasi sekitar Rp 2,2 juta per bulan pada produk dengan target hasil investasi rata-rata 25% per tahun, selama 15 tahun. Jika tidak berinvestasi, maka Anda harus menabung sebesar Rp 5,6 juta per bulan (tanpa inflasi) atau Rp 23,25 juta per bulan (inflasi 10%) selama 15 tahun ke depan.
Itulah beberapa cara untuk mendapatkan uang Rp 1 milyar tanpa harus korupsi. Banyak cara lain untuk mencapainya. Kita hanya perlu lebih mengerti hubungan antara resiko dan hasil investasi, sehingga mengerti cara kerja berbagai produk investasi.
2PMAC24AWW5D
Read More..

Saturday, February 13, 2010

MOVING AVERAGE

Moving average merupakah salah satu alat bantu atau indikator analisis teknikal yang paling populer dan mudah digunakan. Moving average memperhalus serangkaian data dan mempermudah untuk melihat atau mengikuti arah trend, sesuatu yang sangat penting di bursa saham yang sering berfluktuasi. Moving average juga sebaiknya digunakan dengan indikator-indikator teknikal lainnya.
Dua tipe moving average yang paling populer adalah Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving Average (EMA). Namun pada kesempatan ini saya akan membahas Simple Moving Average terlebih dahulu. Untuk EMA akan saya bahas pada kesempatan lainnya.
Simple moving average dibentuk dengan cara menghitung rata-rata (mean) harga dari sebuah saham pada periode waktu tertentu. Walaupun kita dapat membuat moving average dari harga-harga Open, High, dan Low, namun kebanyakan moving average dibuat dengan menggunakan harga penutupan. Sebagai contoh: simple moving average 5-hari dihitung dengan menambahkan harga-harga penutupan selama 5 hari terakhir dan membagi totalnya dengan 5.
100 + 110 + 120 + 130 + 140 = 600
(600 / 5) = 120
Kalkulasi ini diulangi terus untuk setiap harga di grafik. Rata-rata tersebut kemudian digabung sehingga membentuk satu garis kurva yang disebut garis rata-rata bergerak (moving average line). Melanjutkan contoh di atas, jika harga penutupan berikutnya adalah 150, maka periode baru ini akan ditambahkan dan hari terlama, yaitu 100, tidak dihitung lagi. Simple moving average 5-hari yang baru akan dihitung sebagai berikut:
110 + 120 + 130 + 140 + 150 = 650
(650 / 5) = 130
Dalam waktu dua hari, SMA bergerak dari 120 menjadi 130. Ketika hari berganti, maka hari yang pertama tidak disertakan dan moving average akan terus bergerak seiring berjalannya waktu.
Semua moving average disebut juga sebagai lagging indicators atau indikator yang ketinggalan atau mengikuti harga karena yang digunakan adalah data harga di masa lalu. Moving average TIDAK AKAN memprediksi perubahan trend, tetapi mengikuti trend yang sedang berlangsung. Karena itulah, indikator ini cocok digunakan sebagai indikator untuk mengikuti trend atau mengidentifikasi trend, dan bukan untuk memprediksi trend. Ketika harga berfluktuasi, maka moving average dapat berfungsi baik. Namun, jika harganya datar atau tidak berfluktuasi, moving average dapat memberikan sinyal yang salah.
Dengan dasar ini, investor dan trader pertama-tama harus mencari saham-saham yang menunjukkan karakteristik trending sebelum menganalisa dengan menggunakan moving average. Proses ini tidaklah harus berupa pengujian ilmiah. Biasanya, penilaian visual sederhana pada bagan harag dapat menentukan apakah suatu saham menunjukkan karakteristik trend.
Dalam bentuk yang paling sederhana, harga suatu saham dapat mengalami tiga trend: naik, turun, atau datar. Trend naik terjadi ketika suatu saham membentuk rangkaian penutupan harga tertinggi yang lebih tinggi dan harga terendah yang lebih tinggi. Trend turun tercipta ketika suatu saham membentuk serangkaian harga terendah yang lebih rendah dan harga tertinggi yang lebih rendah. Sementara trend datar tercipta jika suatu saham tidak dapat membentuk trend naik atau turun.
Read More..

Tuesday, January 12, 2010

PERBEDAAN ANTARA ORANG KAYA DAN MAKMUR

Kaya (rich) pada umumnya mengacu pada pemilikan aset atau harta yang relatif lebih banyak dari orang kebanyakan. Jika rata-rata orang Indonesia tidak mempunyai mobil, maka mereka yang memilikinya dapat disebut kaya. Satuan kaya adalah uang.
Sementara, makmur (wealthy), menurut Robert Kiyosaki dalam bukunya Cashflow Quadrant, adalah lamanya seseorang dapat mempertahankan standar hidupnya tanpa harus bekerja. Kemakmuran adalah kemampuan aliran kas dari aset produktif atau penghasilan pasif seseorang memenuhi standar kehidupan normal. Jadi, satuan makmur adalah waktu.
Contohnya, jika pengeluaran bulanan Anda Rp 3 juta dan memiliki aset likuid 60 juta, kemampuan Anda bertahan hidup normal tanpa harus bekerja adalah 20 bulan. Namun, jika aset Anda itu produktif, Anda akan mampu bertahan lebih dari 20 bulan.
Lebih jauh lagi, jika aset itu mampu menopang kehidupan Anda selama beberapa dekade ke depan, karena menghasilkan kas lebih dari Rp 3 juta per bulan, Anda dikatakan telah mencapai kebebasan finansial.
Jadi, orang kaya belum tentu makmur, apalagi bebas finansial.
Pada umumnya, orang berpikir bahwa permasalahan utama hidupnya adalah uang, yang dikira dapat memecahkan masalah. Yang terjadi, saat penghasilan naik, pengeluaran hidup juga meningkat, penggunaan kartu kredit lebih sering sehingga utang membengkak. Orang seperti ini bukan semakin makmur, bahkan semakin jauh dari kebebasan finansial. Mereka tidak tahu bahwa yang penting bukan berapa banyak uang dapat dihasilkan, tetapi berapa banyak uang yang dapat disimpan dan berapa lama dapat membiayai hidup.
Banyak orang yang mendadak kaya karena warisan, menjadi selebriti, dan sebagainya. Namun karena tidak memahami kekuatan uang serta tak mampu mengendalikan diri, uang mereka juga keluar begitu cepat. Bukannya membeli aset produktif, seperti saham, obligasi, atau properti untuk disewakan, mereka membeli rumah yang lebih besar dan mobil mewah.
Jika rumah Anda yang harganya ratusan juga rupiah sudah nyaman, buat apa beli rumah baru yang lebih besar dengan harga miliaran rupiah? Bukankah lebih baik kalau dibelikan aset produktif dan bukan aset konsumtif? Rumah atau properti yang dapat disewakan dan memberikan return tahunan sekitar 10% adalah investasi. Tapi, vila yang tidak ditinggali atau rumah kedua yang tidak disewakan adalah kewajiban. Aset produktif mendatangkan kas masuk, sedangkan aset konsumtif menyebabkan kas keluar.
Rumah dan mobil lebih tepat dikelompokkan sebagai kewajiban (liability) dan bukan aset (asset).
Silakan membeli rumah yang lebih besar dan mobil mewah setelah Anda mencapai kebebasan finansial. Kuncinya adalah mampu mengendalikan diri dan dapat memisahkan keinginan dan kebutuhan.
Read More..

Sunday, December 6, 2009

YANG KAYA KIAN KAYA (K3), YANG MISKIN MAKIN MISKIN (M3)

Kalimat di atas mengingatkan kita pada lirik lagu lama sang raja dangdut, Rhoma Irama. Dilihat dari sudut pandang orang miskin, lagu itu ditujukan sebagai kritik terhadap mereka yang berpunya.
Bagaimana kalau kita lihat dari sudut pandang yang berbeda? Kenapa orang yang kaya semakin kaya, kelas menengah terus bergumul, dan yang miskin semakin miskin?
Inti dari tulisan ini adalah: KEMANA ANDA MEMBELANJAKAN kelebihan uang yang Anda miliki akan MENENTUKAN DIMANA POSISI ANDA.
Jika dilihat secara luas, orang kaya bertambah kaya karena ketika penghasilan orang kaya bertambah, mereka menunda kesenangan dan terus menjalankan gaya hidup yang sama. Penghasilan yang lebih ini mereka investasikan ke dalam aset seperti membeli saham yang menghasilkan deviden, membeli tanah untuk dibangun properti, membeli apartemen untuk dikontrakkan, mall untuk disewakan, membesarkan bisnisnya, dan seterusnya.
Dengan demikian, penghasilan mereka yang sudah besar semakin besar. Dan ketika penghasilan mereka bertambah besar lagi, mereka investasikan lagi ke dalam aset lagi, sehingga semakin kaya dan semakin kaya lagi.
Sementara itu, kalangan menengah terus bergumul secara finansial. Kenapa? Ketika penghasilan mereka bertambah besar, mereka menggunakannya untuk mencicil rumah yang lebih besar, mobil yang lebih mewah, handphone yang lebih canggih, komputer yang lebih modern, televisi yang lebih besar, dan lain-lain. Kalangan ini bisa memiliki rumah yang besar dan mobil mewah tetapi mereka tidak memiliki uang yang bekerja untuk mereka. Dan seumur hidupnya mereka menjadi budak uang karena membayar cicilan yang semakin besar seumur hidupnya.
Lalu bagaimana dengan orang miskin? Mereka tidak peduli betapapun besarnya penghasilan mereka, semua akan masuk ke pengeluaran. Ketika penghasilan mereka bertambah, mereka membeli televisi yang mereka idamkan, makan di restoran mewah, membeli baju mahal, membeli HP yang lebih trendi, ikut asuransi yang tidak perlu, dan sejenisnya.
Jadi, berada di golongan manakah Anda?
Read More..

Sunday, November 1, 2009

MENGATASI KETAKUTAN DALAM MEMULAI BISNIS BARU

Seperti telah saya kemukakan pada tulisan sebelumnya (Memulai Bisnis Baru) , salah satu penghalang terbesar di dalam memulai bisnis atau usaha baru adalah ketakutan atau kekhawatiran. Ketakutan ini menjadikan seseorang menjadi "kalah sebelum bertanding". Mereka merasa ditakdirkan untuk kalah sehingga tidak punya keyakinan menang. Terlalu banyak ketakutan yang ada dalam pikiran mereka, misalnya:

Bagaimana kalau saya tidak mampu menciptakan produk atau jasa yang diinginkan konsumen?
Bagaimana kalau dagangan saya tidak laku?
Kalau bisnis saya merugi, bagaimana nasib anak dan istri saya?
Dari mana saya mendapatkan modal?
Bagaimana komentar teman-teman kalau saya membuka usaha ini?


Daftar pertanyaan pesimistik ini bisa diperpanjang menjadi ratusan halaman. Intinya bukan terletak pada aspek-aspek teknis yang menjadi isi pertanyaan itu. Intinya terletak pada diri sang calon enterpreneur itu sendiri. Enterpreneur sejati yang bermental pemenang telah menyiapkan jawaban-jawaban bagi mereka sendiri. Sedangkan yang bermental pesimistik biasanya mengharapkan jawaban-jawaban dari orang lain.
Kalau dicermati lebih mendalam, segala ketakutan itu berpusat pada satu hal, yaitu resiko kegagalan. Seringkali kita bersikap sangat konservatif terhadap resiko yang berkaitan dengan uang. Tapi tak jarang diantara kita yang tak segan mengambil resiko yang berkaitan dengan nyawa mereka sendiri. Diantara mereka yang enggan berbisnis karena takut merugi, ada yang punya kebiasaan ngebut di jalanan. Lucu bukan? Takut kehilangan uang karena gagal berbisnis, tetapi tidak takut kehilangan nyawa di jalanan?

Kita bisa menganalisis ketakutan untuk berbisnis itu dari berbagai sudut pandang, terutama psikologi dan budaya. Dari sisi psikologi, pesimisme itu mencerminkan adanya inferiority complex. Mereka merasa inferior, tidak berarti, kecil, miskin, tidak berguna bagi orang lain, dan seterusnya. Masalah di balik inferiority complex yang harus segera diatasi adalah rendahnya kepercayaan diri (self-confidence).

Masalah ini bisa diatasi dengan mengubah sudut pandang Anda terhadap bisnis itu sendiri. Jangan merasa terhina kalau Anda harus berjualan sesuatu, atau harus merintis bisnis pada suatu bidang. Justru itu harus dipahami sebagai "panggilan" untuk memainkan peran Anda lebih baik dalam kehidupan ini.

Dari sisi kultural, masyarakat kita memang belum terkategori sebagai enterpreneur society atau masyarakat wirausahawan. Masyarakat kita masih bercorak masyarakat ambtenaar, dimana penghormatan sosial tertinggi diberikan kepada pegawai negeri. Lihat saja fenomena pendaftaran untuk menjadi pegawai negeri. Peminatnya membludak. Bahkan, ada yang rela membayar Rp 50 juta hanya untuk menjadi seorang pegawai negeri. Kalangan pengusaha dianggap sebagai orang yang hanya peduli pada keuntungan finansial, dan karena itu mereka dianggap lebih rendah kastanya ketimbang pegawa negeri atau priyayi.
Akan tetapi, zaman telah berubah. Tak selamanya corak masyarakat ambteenar dapat bertahan. Era informasi memberi kontribusi nyata untuk mengangkat citra kalangan pebisnis. Di kota-kota besar, pengusaha telah menjadi cita-cita lebih banyak anak usia sekolah. Kisah sukses pengusaha-pengusaha besar dibaca dengan kagum.

Di masa depan ukuran kesejahteraan manusia buakn lagi tergantung pada berapa penghasilan seseorang, tapi waktu luang yang Anda nikmati bagi keluarga Anda. Anda akan lebih bebas menyalurkan minat dan kesenangan Anda, lebih leluasa mendampingi anggota keluarga, dan semakin berbahagia. Dan jalur tercepat menuju ke arah itu adalah melalui bisnis.

Memang, banyak orang akan mencibir ketika mendengar ide Anda untuk memulai bisnis sendiri. Mereka berpendapat, teori sih gampang tapi prakteknya bukan main sulitnya. Cibiran ini ada benarnya juga. Memang bisnis selalu tidak semudah memikirkannya. Namun bukankah berpikir itu sendiri sudah menjadi tahap awal untuk memulai bisnis?
Setiap orang pasti mempunyai beberapa keahlian. Bagaimana melihatnya? Pertama, kenali diri sendiri. Kedua, sadari bahwa setiap pekerjaan selalu ada tiga domain: manusia, data dan peralatan. Tinggal pilih, Anda ada dimana? Kunci penting lainnya adalah menyenangi apa yang dilakukan, betapapun beratnya.

Seperti juga telah saya kemukakan pada tulisan tentang ikan yang pesimis, berikut ada contoh lain betapa cara kita berpikir akan sangat berpengaruh pada cara kita bertindak. Gede Prama pernah berkisah tentang anak burung elang yang diasuh oleh induk ayam. Apa yang terjadi? Si anak elang ini tidak bisa terbang karena dalam pikirannya ia adalah seekor anak ayam. Ya, pikiran dapat mendeterminasi hasil dari serangkaian tindakan.

Anda masih tidak percaya? Coba buktikan tips kecil berikut ini. Mintalah seorang teman Anda berdiri tegak dan memejamkan mata di depan Anda. Kemudian mintalah dia mengangkat lurus kedua tangannya ke samping setinggi pundak . Setelah itu, mintalah teman Anda untuk berkonsentrasi pada kata "LEMAH". Coba Anda turunkan kedua tangan orang itu. Dia akan menurunkan tangannya dengan ringan.

Sekarang, ulangi lagi dan minta ia berkonsentrasi pada kata "KUAT". Coba lagi Anda turunkan kedua tangan orang itu. Apa yang terjadi? Semakin kuat Anda menurunkan tangannya, semakin kuat pula ia akan bertahan.
DUA KATA SEDERHANA – DUA HASIL YANG SANGAT BERBEDA!

Jika kata begitu kuat pengaruhnya, pikirkanlah apa yang akan terjadi jika Anda menyebut diri sendiri "bodoh" atau yang lebih buruk lagi.
Semoga bermanfaat...
Read More..

Wednesday, October 28, 2009

MENJADI PENGUSAHA SUKSES

Dari pengalaman beberapa orang sukses, ada beberapa karakteristik yang menjadikan mereka berbeda dari orang kebanyakan, diantaranya:

Pertama, wirausahawan biasanya memulai usaha dari apa yang mereka sukai atau hobi mereka. Karena mereka menyukainya, maka mereka tak pernah berhitung waktu dan tenaga yang dicurahkannya. Bahkan mereka kadang-kadang tidak peduli dengan hasilnya di kemudian hari.

Kedua, wirausahawan biasanya hidup dalam suasana tahan banting (survival). Oleh karena itu wirausahawan yang suskes biasanya tak ada matinya. Meskipun mereka jatuh, tertimpa tangga, dan bahkan masuk selokan sekalipun, mereka masih saja dapat menemukan ikan di dalam selokan tersebut. Mereka adalah orang yang high achiever dan kreatif. Pengusaha sukses selalu melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh, karena dia bertaruh resiko dan tidak ingin kehilangan modal. Itu sebabnya wirausahawan biasanya adalah orang yang berani, tangkas, lincah, cepat, dan melihat segala sesuatu dengan pandangan optimistis.

Ketiga, seorang wirausahawan tak berbicara tentang konsep yang hebat, ilmu yang tinggi atau wacana lama melainkan get things done. Mereka tidak berteori tetapi berpraktek, tidak bicara filosofi melainkan praktis. Eksekusi lebih penting daripada bicara. Kalau ada masalah, mereka tidak membuka buku terlebih dahulu, tapi langsung mencari penyelesaiannya. Bahkan seringkali mereka mencari informasi ketika orang lain masih di alam mimpi.

Keempat, wirausahawan sukses tidak pernah berhenti belajar. Mereka dapat belajar dari sumber apapun yang ada, seperti buku, orang lain, lembaga pendidikan, dan lain-lain. Yang tak kalah pentingnya, pelajaran yang paling berharga bagi mereka adalah kegagalan mereka di masa lalu. Bukankah kegagalan adalah guru terbaik? Kata putus asa dan menyerah sungguh jauh dari wirausahawan. Mereka mampu berpikir out of the box yang pada akhirnya menciptakan sesuatu yang kreatif dan inovatif.

Kelima, wirausahawan suskes biasa berpikir besar. Berpikir besar adalah kekuatan yang telah menghasilkan semua prestasi besar dalam kehidupan modern, dari gedung pencakar langit ke penemuan menakjubkan dalam sains, teknologi, dan kesehatan hingga ke prestasi industri dan militer. Berpikir besar adalah faktor di balik semua kesuksesan dalam bisnis. Perlu juga ditambahkan bahwa waktu yang diperlukan untuk mengerjakan sesuatu yang besar dan yang kecil sama panjangnya. Kita akan mengalami stres dan rasa kesal yang sama; sakit kepala dan masalah yang ditimbulkan pada kita sama saja. Langkah penting menuju kesuksesan adalah membuat lompatan dari orang yang bukan siapa-siapa menjadi seseorang. Sebagian besar orang takut untuk berpikir besar. Mengapa? Karena mereka tidak dapat membayangkan diri mereka melakukan hal-hal besar, mereka tidak mempunyai pengetahuan, pengalaman atau rekam jejaknya. Padahal, kita tidak memerlukan hal-hal ini untuk berpikir besar. Semua pemikir besar awalnya bukan siapa-siapa. Dan yang terpenting, wujudkan pemikiran besar menjadi tindakan.
Read More..

Wednesday, October 14, 2009

ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL DALAM INVESTASI SAHAM

"When it comes to predicting the market, the important skill is not listening, but snoring. The trick is not to learn to trust your gut feelings, but rather to discipline yourself to ignore them. Stand by your stocks as long as the fundamental story of the company hasn’t changed." (Peter Lynch)

"Rule number one of investing is never lose money.
Rule number two is never forget rule number one" (Warren Buffet)

Sebelum melakukan investasi pada surat berharga, khususnya saham, maka calon investor terlebih dahulu harus melakukan analisis mendalam terhadap perusahaan yang sahamnya akan dibeli. Invest your time before invest your money.
Sebelum terjun beneran, ada baiknya untuk meluangkan waktu belajar, membaca buku, mengikuti workshop, dan menggali lebih banyak informasi lain. Hal ini perlu dilakukan karena membeli saham pada dasarnya ikut memiliki perusahaan meskipun dalam batas proporsional jumlah saham yang dibeli. Secara umum, analisa ini dibagi menjadi dua:

Analisis Fundamental (Fundamental Analysis / FA)
FA menilai saham berdasarkan kondisi fundamental perusahaan itu sendiri, dan oleh karenanya, FA lebih sesuai untuk investasi jangka panjang. Seorang FA sejati biasanya tak cuma sekadar menganalisis data keuangan saja, tetapi juga datang ke perusahaan yang diincar, berbicara dengan manajemen dan pemiliknya, melihat visi-misi dan strategic plan ke depan, dan sebagainya.
Analisis ini dapat dilakukan dengan mempelajari laporan keuangan (financial statement) seperti neraca dan laporan laba rugi.
Analisis fundamental perlu dilakukan untuk menentukan proyeksi kondisi perusahaan di masa depan, dengan memperhatikan kondisi sekarang dan masa lalu. Selain itu analisis ini berguna untuk melakukan valuasi terhadap sebuah saham dan memprediksi perubahan harga saham di waktu yang akan datang.
Dari laporan keuangan perusahaan (neraca dan laporan laba rugi), kita dapat mengetahui rasio-rasio yang diperlukan untuk menilai apakah perusahaan tersebut sedang melakukan ekspansi dan bertumbuh, ataukah tersendat-sendat dan menurun. Tiga langkah utama yang diperlukan adalah:
1) Pelajari isi neraca dan laporan laba rugi.
2) Lakukan analisis terhadap laporan arus kas.
3) Lakukan pengujian hubungan antara neraca dengan laporan laba rugi dengan menggunakan rasio-rasio.

Analisis Teknikal (Technical Analysis / TA)
Analisis ini (TA) menilai harga saham berdasarkan refleksi harga di masa lalu dengan membaca sentimen, tren, dan proyeksi yang mungkin terjadi di masa depan. TA akan membantu Anda memperkirakan arah pergerakan harga, membuat batas-batas pergerakan dalam kondisi tertentu, serta menunjukkan target arah beserta risikonya. TA lazimnya dilakukan dengan bantuan software aplikasi dan banyak mengeksploitasi grafik (chart). Karena sifat dan karakternya, TA lebih cocok untuk trading (spekulasi) dalam jangka pendek atau perlindungan (hedging).



Read More..

Monday, October 12, 2009

PROFIL INVESTASI, ALOKASI INVESTASI DAN USIA ANDA

Sebagaimana telah saya kemukakan pada tulisan sebelumnya (Profil Resiko Investasi), profil investor dapat dikategorikan menjadi tiga: konservatif, moderat, dan agresif.
Di dalam melakukan investasi apapun, ada prinsip terkenal yang dikumandangan kepada semua investor, yaitu: Don’t put all your eggs into one basket!
Karena semua investasi mengandung resiko, kita diperingatkan untuk tidak sekali-kali menempatkan seluruh dana investasi dalam satu pihak (bank atau perusahaan tempat kita berinvestasi), karena jika terjadi sesuatu yang buruk dengan pihak tersebut, maka habislah semua dana investasi kita. Inilah yang disebut prinsip diversifikasi investasi untuk mengurangi resiko.
Melakukan diversifikasi sendiri merupakan kendala tersendiri bagi investor karena diperlukan dana yang besar sekali untuk berinvestasi pada beberapa jenis instrumen. Bagi investor individu, kendala ini dapat diatasi dengan berinvestasi melalui reksa dana. Saat ini telah banyak jenis-jenis reksa dana yang dapat Anda pilih, hanya dengan uang beberapa ratus ribu atau juta rupiah. Secara garis besar, reksa dana ini dibagi menjadi: reksa dana pasar uang (cocok untuk yang berprofil resiko konservatif), reksa dana pendapatan tetap (cocok untuk yang berprofil resiko konservatif), reksa dana campuran (cocok untuk yang berprofil resiko moderat), dan reksa dana saham (cocok untuk yang berprofil resiko agresif).

Selain itu, dilihat dari umur Anda saat ini, ada hubungannya antara aset investasi dan usia Anda. Berikut uraiannya:
Umur Pertengahan Dua Puluhan
Gaya hidup: Cepat, agresif, berpenghasilan tetap dan toleransi resiko yang tinggi (profil resiko agresif).
Umur Tiga Puluh sampai Awal Empat Puluhan
Gaya hidup: Pasangan karir dengan beberapa atau tanpa anak (profil resiko moderat cenderung agresif)
Umur Pertengahan Lima Puluhan
Gaya hidup: Masih banyak menyisihkan uang untuk pembayaran biaya pendidikan anak, mulai berpikir pensiun dan kebutuhan untuk melindungi pendapatan (profil konservatif cenderung moderat).
Umur Akhir Enam Puluhan atau Lebih
Gaya hidup: Menikmati masa-masa pensiun, memerlukan biaya kesehatan untuk berjaga-jaga yang cukup besar (profil resiko konservatif).

Sementara itu, untuk investasi jangka panjang (paling tidak lebih dari 10 tahun), ada pendekatan strategi investasi yang menarik yang dikenal dengan aturan 100, 110, 120. Pendekatan ini menjelaskan bahwa besarnya unsur saham dalam portofolio selain tergantung dari usia seseorang juga toleransi resiko yang mereka miliki. Investor konservatif sebaiknya menetapkan alokasi saham sebesar 100 dikurangi dengan umur yang bersangkutan. Investor moderat menggunakan angka 110 yang kemudian akan dikurangkan dengan umur yang bersangkutan. Sedangkan investor agresif menggunakan bilangan 120 dengan pengurang umur yang bersangkutan. Berikut penjelasannya:
  • Kurangkan umur dari angka 100, 110 atau 120
  • Hasil pengurangan tersebut diinvestasikan dalam bentuk saham (atau reksa dana saham)
  • Dari sisa hasil pengurangan tersebut, ambillah 10% untuk diinvestasikan pada instrumen pasar uang (atau reksa dana pasar uang)
  • Sisa akhir dimasukkan ke dalam instrumen pendapatan tetap (atau reksa dana pendapatan tetap).
Contoh: Anda adalah investor konservatif yang memiliki uang 100 juta dan umur Anda 30 tahun, maka 70 juta akan masuk dalam saham (atau reksa dana saham), 3 juta pada pasar uang (atau reksa dana pasar uang) dan 27 juta pada instrumen pendapatan tetap (atau reksa dana pendapatan tetap). Read More..

Thursday, October 8, 2009

MEMENANGKAN PERSAINGAN BISNIS

Kelemahan para pengusaha yang menjadi perintis dalam suatu usaha biasanya adalah lengah. Karena sudah maju, mereka yakin dengan banyaknya memiliki pelanggan, sehingga tidak memelihara pelanggan yang sudah ada. Akibatnya, para pelanggan tersebut lari ke tempat lain, begitu memiliki alternatif atau pilihan.
Agar usaha yang Anda rintis tidak menjadi mundur ketika muncul pesaing baru, berikut adalah beberapa tips dari saya (saya gunakan bisnis fotokopi yang saya jalankan sebagai contoh):

Pertama, Anda perlu memperhatikan pelayanan yang Anda berikan kepada konsumen. Misalnya, setiap pelanggan disambut dengan senyuman dan diajak bicara dengan ramah. Para pelanggan dipuaskan dengan memenuhi semua kebutuhan mereka yang berkaitan dengan fotokopi.

Kedua, setiap pekerjaan fotokopi dikerjakan dengan cepat dan tepat waktu. Konsumen selalu menginginkan dilayani secara cepat. Kalaupun perlu penyelesaian selama beberapa jam, harus jelas waktunya. Ketika mereka datang kembali ke tempat fotokopi tersebut, mereka langsung bisa mengambilnya, tidak perlu menunggu lama.

Ketiga, kualitas hasil fotokopi. Jangan sampai kualitas pesaing lebih baik dibandingkan dengan mutu yang dihasilkan mesin fotokopi milik Anda. Sehingga pelanggan beralih ke kompetitor.

Keempat, harga yang Anda tawarkan jangan lebih mahal dibandingkan kompetitor. Bagi kalangan kampus terutama para mahasiswa, harga ini sangat berpengaruh dan sensitif. Meskipun selisihnya hanya beberapa rupiah, namun hal itu bisa membuat mereka beralih ke pengusaha mesin fotokopi yang memberikan harga lebih murah.

Di samping itu Anda harus memperkuat jaringan dengan berbagai pihak. Untuk bisnis yang ada di dalam kampus, Anda dapat mendekati pihak kampus dan menawarkan kerjasama dengan memberikan potongan harga yang menarik. Dengan begitu, setiap ada yang perlu difotokopi, pihak kampus akan memberikan kepada Anda.

Selain itu, bisnis Anda harus memiliki keunikan tersendiri dibandingkan usaha lainnya. Contohnya kalau ada yang memfotokopi dalam jumlah tertentu, mendapat bonus seperti gratis minuman air mineral, pensil, pulpen, buku dan lain-lain. Agar tidak rugi, lebih dulu hitung total biayanya dan keuntungan yang akan diperoleh. Sisihkanlah beberapa persen dari keuntungan tersebut untuk membeli hadiah-hadiah tersebut. Anggap saja ini sebagai biaya promosi.

Anda juga harus memperhatikan dari sisi pelayanan. Ini sangat penting dalam suatu bisnis, di samping harga yang ditetapkan ke konsumen. Bentuk pelayanan tersebut beragam seperti menyediakan tempat duduk yang cukup untuk orang-orang yang akan memfotokopi sehingga saat menunggu mereka bisa sambil duduk agar tidak kecapekan.
Sedangkan penerapan harganya, ada baiknya Anda mencari informasi yang ditetapkan oleh para pesaing. Jika informasi sudah dapat, Anda perlu membandingkan harga fotokopi di tempat Anda dengan tempat yang lain. Sebaiknya harga yang ditetapkan minimal sama dengan usaha sejenis di dekat tempat bisnis Anda. Jika bisa lebih rendah, tentunya lebih bagus. Ini akan menjadi salah satu daya tarik usaha Anda.
Read More..

Wednesday, September 23, 2009

PROFIL RESIKO INVESTASI

Seperti telah saya kemukakan pada tulisan sebelumnya (Apakah Anda Ingin Kaya? (2), investasi merupakan kendaraan yang dapat mengantar kita pada tujuan yang ingin kita capai. Dan sudah jamak bahwa ketika kita berkendara, satu yang pasti adalah bahwa kita telah tahu kemana tujuan kita. Namun demikian, layaknya mengendarai mobil, terdapat lebih dari satu rute untuk mencapai tujuan dari investasi tersebut. Ada rute pendek, sedang, dan panjang. Atau Anda mungkin memilih kendaraan yang berbeda. Anda bisa mengendarai lebih cepat bila Anda inginkan. Lebih cepat Anda mengendarai kendaraan tentu saja resikonya lebih tinggi. Begitu juga dengan investasi.
Sebagian orang agak agresif, mereka ingin mendapatkan keuntungan yang besar walaupun mungkin mengalami kerugian dalam jangka pendek. Tetapi sebagian orang agak konservatif, lebih mengutamakan keuntungan yang pasti dan aman.
Untuk menanamkan uang kita ke dalam instrumen investasi, salah satu hal penting pertama yang perlu kita pahami adalah profil resiko kita. Profil ini akan sangat menentukan pilihan keranjang investasi mana yang kita pilih, karena profil menggambarkan sejauh mana kita memiliki toleransi di dalam menghadapi resiko investasi. Jika Anda merasa tidak nyenyak tidur ketika nilai investasi Anda mengalami fluktuasi, maka Anda tidak termasuk golongan berprofil agresif dan tidak cocok berinvestasi pada instrumen saham.
Setelah mengenal profil resiko masing-masing, Anda perlu melakukan perencanaan portofolio investasi dengan melakukan alokasi.
Secara garis besar, profil resiko dibagi menjadi tiga:
  • Profil konservatif
Ini adalah profil investasi dimana Anda memilih peningkatan atau penurunan investasi yang sedikit. Investasi yang cocok untuk profil ini adalah deposito serta instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi. Reksadana yang cocok untuk Anda : Reksadana Pasar Uang dan Reksadana Pendapatan tetap yang lebih menekankan pada pendapatan yang stabil.
  • Profil moderat
Dalam berinvestasi, Anda mempunyai kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukannya dalam bentuk saham dibandingkan dengan deposito dan instrumen pendapatan tetap. Anda menyadari bahwa biasanya tingkat fluktuasi yang lebih tinggi berkorelasi dengan keuntungan yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Reksadana yang cocok untuk Anda : Reksadana Campuran yang mempunyai komposisi berimbang antara instrumen pendapatan tetap dan instumen saham.
  • Profil agresif
Anda lebih memilih investasi di saham, tetapi masih memikirkan untuk memasukkan dana secara terbatas ke dalam bentuk kas dan pendapatan tetap. Anda dapat menerima tingkat volatility atau fluktuasi yang tinggi sebagaimana Anda mencari keuntungan yang lebih tinggi pada jangka waktu yang panjang. Reksadana yang cocok untuk Anda : Reksadana Saham yang memberikan pertumbuhan yang tinggi dalam jangka panjang.
Read More..

Thursday, September 17, 2009

MEMULAI BISNIS BARU

Memiliki dan menjalankan bisnis sendiri adalah impian banyak orang. Namun ketika mereka serius berpikir tentang keinginan tersebut, mereka mengurungkan niatnya. Mereka sering bingung dan khawatir, akan mejalankan usaha apa atau akan memulai bisnis dari mana. Kondisi inilah yang menghambat kebanyakan orang sehingga bisnis tidak terealisasi. Ini masih ditambah dengan ketakutan mereka ketika melihat pebisnis lain yang pernah gagal. Saya punya ungkapan yang bagus untuk hal ini: “Worry is like a rocking chair. It gives you something to do but doesn't get you anywhere”.
Kekhawatiran itu seperti kursi goyang. Kita akan goyang-goyang sambil melakukan atau menikmati sesuatu, tetapi kita tidak akan kemana-mana. Ketakutan dan kekhawatiran adalah sumber utama penghambat seseorang untuk memulai suatu bisnis. Kekhawatiran ini sering membunuh kita, kreativitas kita, tindakan-tindakan kita dan membuat kita menjadi seorang yang apatis. Ini yang berbahaya dalam bisnis dan harus disingkirkan.
Untuk mengatasi hal ini kita harus mengubah cara berpikir kita, yaitu tidak bergantung pada orang lain. Kita harus berpikir bagaimana mengusahakan sesuatu yang bisa membantu orang lain. Untuk mendukung hal ini, mereka yang ingin berbisnis perlu mengembangkan pengetahuan di bidang yang ingin dituju dengan cara membaca, belajar dari pengalaman orang lain, dan sebagainya.
Selain pemahaman terhadap usaha yang akan dijalani, kiat sukses lain dalam memulai sebuah usaha berikut adalah memiliki sikap mental positif. Satu tantangan yang dimiliki untuk menjadi wirausahawan sukses setidaknya adalah sabar, pantang menyerah, terus belajar serta melihat permasalahan secara positif.
Hal lain yang perlu dihindari adalah mempersiapkan segala sesuatunya secara berlebihan. Karena persiapan yang berlebihan justru akan memecah perhatian dan menghabiskan energi untuk hal-hal yang tidak penting. Kuncinya adalah: “Just do it”. Tentu saja dengan resiko yang telah diukur.
Sumber daya manusia merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha yang sangat penting. Merekrut pegawai yang tepat dan berpotensi sangat baik dapat menutup kelemahan manajemen, organisasi dan sistim dalam jangka pendek. Dengan SDM yang tepat maka kita sudah setengah jalan untuk menjadi sukses.
Pengetahuan dasar atas pengelolaan keuangan dan pembiayaan juga sangat penting dipersiapkan untuk mengembangkan usaha. Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku, alat-alat produksi dan lainnya.
Pemasaran sebagai ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaikapapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat sukar untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha. Diantara yang harus dipikirkan adalah mempersiapkan pelayanan bagi pelanggan.
Read More..

APAKAH ANDA INGIN KAYA? (2)

Kalimat berikut adalah hal terpenting yang pernah Anda dengar tentang investasi: Menjadi kaya adalah sederhana. Tidak mudah, tetapi sederhana. Dan kalimat berikutnya adalah hal terpenting kedua tentang investasi: Tidak ada alasan untuk tidak melakukannya.
Hanya diperlukan tiga unsur yang saling bertalian satu dengan lainnya: penghasilan, disiplin dan waktu. Anda telah memiliki dua diantaranya, penghasilan dan waktu. Yang perlu Anda lakukan adalah menambahkan unsur yang ketiga, yakni disiplin. Dan dengan pengetahuan di bawah ini, maka unsur kunci yang ketiga akan jauh lebih mudah ditemukan. Begini rahasianya:
Katakanlah Anda memulai dengan nol, menginvestasikan Rp 500.000 dari penghasilan Anda setiap bulan (ini merupakan disiplin yang sehat), dan membiarkan uang Anda berbiak seiring berlalunya waktu di dalam investasi yang terdiversifikasi. Dalam jangka panjang, imbal hasil (return) pasar saham serendah-rendahnya 10% per tahun. Dengan asumsi imbal hasil 10%, Anda akan memiliki Rp 102.000.000 setelah 10 tahun, Rp 380.000.000 setelah 20 tahun, dan Rp 1.100.000.000 dalam waktu 30 tahun.
Atau berikut adalah skenario alternatif lainnya: Jika Anda memulai dengan dana menganggur sebesar Rp 50.000.000 dan hanya menambah Rp 250.000 per bulan, maka uang Anda akan menjadi Rp 180.000.000 setelah 10 tahun, Rp 516.000.000 setelah 20 tahun dan Rp 1.400.000.000 setelah 30 tahun. Semua ini terjadi karena kekuatan investasi reguler dan konsep sederhana yang sangat kuat yang disebut compounding (bunga berbunga). Ya, menginvestasikan uang sedikit lebih lama adalah cara pasti untuk mengembangbiakkan dana Anda. Mengapa? Karena kekuatan compounding tersebut. Berikut adalah penjelasannya:
Compounding adalah menginvestasikan kembali bunga yang Anda terima dari uang yang anda investasikan. Sebagai contoh, jika Anda berinvestasi Rp 1.000.000 dan mendapatkan bunga 10% dari pokok di akhir setiap tahun, maka Anda akan memperoleh bunga sebesar Rp 100.000 di akhir tahun pertama. Jika Anda menginvestasikan kembali bunga tersebut, maka tahun kedua Anda akan memulai dengan uang Rp 1.100.000 dan akan mendapatkan bunga Rp 110.000. Jika Anda tidak mengotak-atik dana ini, maka dana Anda akan meningkat dua kali lipat setiap delapan tahun.
Pencetus pertama teori compounding ini adalah Albert Einstein. Menurutnya, compounding adalah temuan terbesar manusia karena memungkinkan berlipatnya kekayaan secara reliabel dan sistematis. Einstein adalah seseorang yang jenius. Beruntungnya, Anda tidak harus menjadi jenius untuk dapat mengaplikasikan konsep ini. Tetapi Anda memerlukan lebih dari sekedar compounding untuk membiakkan uang Anda. Rahasia sesungguhnya dari investasi ini berasal dari penggabungan kekuatan compounding yang luar biasa dengan investasi yang terus-menerus – dengan kata lain, Anda perlu disiplin.
Cara terbaik untuk mewujudkan investasi yang terus-menerus ini adalah dengan membuka rekening/akun dengan salah satu broker atau reksa dana yang secara otomatis memotong uang dalam jumlah tetap dari rekening bank Anda setiap bulan. Kata kuncinya adalah otomatis tersebut. Percayalah, jika Anda tidak segera membukanya, maka hal ini tidak akan pernah terjadi. Karena kalau tidak dilakukan secara otomatis, maka Anda biasanya enggan untuk menambah dana ketika pasar menanjak dan menundanya ketika pasar menurun. Pada akhirnya, Anda akan kehilangan semangat dan menyerah.
Proses investasi secara terus-menerus ini disebut dollar-costing averaging. Melalui dollar-cost averaging ini, Anda tidak perlu membeli lebih banyak saham ketika harga saham atau dana Anda menurun, dan membeli lebih sedikit saham ketika harganya naik. Sebagai contoh, katakanlah Anda menginvestasikan Rp 500.000 per bulan di dalam satu saham yang awalnya berharga Rp 50.000 per lembar; sehingga Anda memperoleh 10 lembar saham. Jika bulan berikutnya harga saham naik menjadi Rp 62.500, maka pembelian reguler Anda mendapatkan delapan lembar saham. Namun, jika harga saham turun menjadi Rp 41.670, maka Anda akan memperoleh 12 lembar saham (tidak termasuk biaya transaksi).
Mudah untuk membentuk mekanisme investasi reguler, sehingga Anda dapat memanfaatkan kekuatan dollar-cost averaging. Reksa dana adalah cara tradisional untuk melakukannya. Tetapi ada juga instrumen lain yang memungkinkan Anda menerapkan strategi ini, misalnya langsung membeli saham atau instrumen lain yang diperdagangkan di bursa.
Suka atau tidak, berikut adalah kalimat penutupnya: Nasib dari masa pensiun Anda, hidup senang di masa tua, bisa jadi terletak pada komitmen Anda pada konsep-konsep di atas.
Read More..

Sunday, September 13, 2009

10 RAHASIA MANAJEMEN UANG PARA MILYUNER

Tak dapat dipungkiri bahwa para milyuner sama dengan kita – tetapi mereka memiliki lebih banyak uang. Ketika ditanya rahasia sukses mereka, mereka tidak mengatakan sesuatu yang magic atau aneh, tetapi menerapkan strategi-strategi investasi yang bijak, bekerja keras, dan, percaya atau tidak, hidup hemat. Berikut adalah 10 rahasia manajemen uang para milyuner:

Mulailah sejak dini untuk menghindari masalah keuangan. Orang seringkali menjadi bermasalah dengan cara menumpuk utang sejak dini, yang menjadi penghisap besar atas penghasilan mereka. Kita perlu belajar hidup dengan apa yang kita miliki dan bagaimana menunda kesenangan; ini adalah kebiasaan yang perlu dijaga terus-menerus, sehingga kita dapat menjaga apa yang kita peroleh ketika kita telah mencapainya.

Percayalah bahwa Anda bisa. Sebelum investasi dalam real estate dan menjadi seorang milyuner, Alan Corey, penulis A Million Bucks by 30, membaca biografi dan autobiografi para milyuner sebanyak mungkin. Dia mencari satu karakteristik umum yang dapat membantunya untuk memiliki karakteristik tersebut. Dia mendapati bahwa mereka semua memiliki kepercayaan diri yang luar biasa bahwa mereka akan sukses secara finansial. Corey mengatakan bahwa memiliki tingkat kepercayaan diri seperti itu membantunya untuk berada di puncak.

Perjelas visi sukses Anda. “Saya ingin kaya” adalah ungkapan yang tidak jelas. Sebaiknya kita membayangkan kehidupan ideal yang seperti apa yang ingin kita gagapi. Sebagai contoh, “Saya ingin memiliki investasi uang senilai 2 milyar sehingga dapat hidup dari bunga yang saya peroleh. Kemudian saya akan keluar dari pekerjaan sehingga saya dapat bersuka ria, berjalan-jalan, belajar bermain tenis dan menikmati piknik di pantai dengan keluarga saya.” Anda dapat juga memiliki visi untuk mencapai kebebasan finansial sebelum menikah dan punya anak. Anda dapat menggunting foto-foto dari majalah tentang tempat-tempat indah yang ingin Anda kunjungi dan orang-orang yang melakukan hal-hal yang menyenangkan dan meletakkannya di dekat meja untuk membantu tetap fokus pada visi.

Asuransikan resiko-resiko yang menyangkut nyawa. Kebangkrutan seringkali disebabkan oleh perceraian, kematian anggota keluarga, atau cacat yang menyebabkan seseorang tidak bisa lagi bekerja. Sebaliknya, perlindungan terhadap resiko-resiko melalui asuransi dapat melindungi kekayaan. Banyak orang salah dalam memperoleh asuransi yang tepat atau membayar terlalu besar karena tidak memahaminya.

Bekerja keraslah – dan Anda akan mendapatkan keberuntungan. Banyak kesuksesan yang bermula dari kerja keras, yang bagi orang kebanyakan dianggap sebagai keberuntungan. Namun perlu diketahui bahwa keberuntungan hanya berasal dari kerja keras. Semakin kita bekerja keras, semakin banyak keberuntungan yang hinggap pada kita. Konsep yang sama juga diakui oleh Benjamin Franklin pada abad ke-18 yang mengatakan bahwa: “Semakin keras saya bekerja, semakin beruntung saya.”

Belanjakan uang dengan pintar. Kita perlu melihat seberapa besar pengeluaran kita setiap bulan. Menjaga skor kredit yang baik dapat menghemat uang dalam jumlah besar sepanjang hidup Anda.

Kerjakan yang Anda Cintai. Karir di sektor keuangan mungkin memberi Anda gaji tahunan yang besar, tetapi Anda mungkin tidak akan sukses dengan sesuatu yang tidak Anda nikmati. Bekerjalah pada bidang yang membuat Anda rajin bangun pagi, lupa makan siang, dan yang Anda baca ketika Anda memiliki waktu senggang. Jika Anda suka majalah otomotif, bekerjalah di bidang itu. Jika Anda suka gosip, carilah pekerjaan di bidang yang berbasis seletribit. Bahkan di bidang yang terlihat tidak menguntungkan, ada cara untuk mencapai puncak – sesuatu yang memiliki kecenderungan lebih besar untuk terjadi jika Anda mencintainya.

Tentukan berapa banyak uang yang benar-benar Anda inginkan. Bagi banyak orang, uang Rp 2 milyar tidaklah cukup. Bagi mereka yang lahir pada era 1960-1970-an, pensiun dengan uang beberapa ratus juta tidak akan membawa mereka kemana-mana bahkan untuk menjalankan gaya hidup rata-rata, karena pengaruh inflasi sehingga mereka harus berlari untuk mempersiapkan pensiun mereka. Perhatikan gaya hidup ideal Anda dan apa yang dapat Anda bayar. Apakah itu biaya anak hingga kuliah? Liburan eksotis? Memiliki tujuan yang jelas akan mempermudah kita mencapainya.

Berinvestasilah sedikit melawan arus. Kita dapat membuat keputusan investasi berdasarkan apa yang tidak dilakukan oleh orang kebanyakan. Saat ini misalnya, saham-saham relatif murah karena begitu banyak orang yang menjual sahamnya, yang berarti siapapun yang membeli dapat memperoleh harga lebih murah dibandingkan nilainya satu tahun yang lalu. Ini bukan hanya berlaku pada saham. Anda juga dapat membeli rumah sitaan, menyewakannya, dan mendapatkan penghasilan pasif.

Hiduplah di bawah standar Anda. Perlu diketahui bahwa Eminem, seorang selebritis dan milyuner, mengerem pengeluaran uangnya demi penghematan. Koran Independen melaporkan bahwa ketika Eminem membeli sebuah arloji senilai $15,000 yang dia sukai, dia menyesal dan dia seharusnya menyimpan uangnya. Eminem berkata, “Saya tidak ingin menghamburkan uang; saya ingin anak perempuan saya kuliah.” Walaupun Anda seorang milyuner, tak ada seorangpun yang mau mengetahuinya – dan inilah poin pentingnya. Kita perlu menabung setidak-tidaknya 10 hingga 25 persen dari penghasilan kita. Kita juga perlu menghindari pembelian barang-barang “status”, seperti jet pribadi atau rumah mewah.
Read More..

MENGHITUNG CICILAN

Cicilan yang bisa dihitung bisa cicilan KPR, mobil, sepeda motor atau apapun yang dicicil, bisa juga cicilan untuk mengumpulkan sejumlah uang dimasa yang akan datang. Untuk menghitung cicilan bisa menggunakan fungsi pmt() yang ada di microsoft excel, yaitu Anda tinggal mengetikkan rumus berikut ke dalam satu cell:
=PMT(rate,nper,pv,fv,type)
  • Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun.
  • Nper, jumlah angsuran yang dilakukan.
  • Pv, nilai saat ini atau hutang saat ini yang diambil.
  • Fv, nilai akan datang atau nilai yang diinginkan dimasa datang.
  • Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan di awal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan di akhir periode.
Contoh 1:
Berapa cicilan perbulan rumah seharga Rp.200.000.000, selama 5 tahun dengan bunga 9.75%? Dengan menggunakan fungsi pmt() , masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut :
  • Rate = 9.75%/12, karena angsuran dilakukan perbulan
  • Nper = 5×12 = 60
  • Pv = 200000000
  • Fv = 0
  • Type = 0
Dari masukan di atas maka akan didapat nilai -4,224,848.73

Contoh 2:
Berapa yang harus saya tabung perbulan, jika waktu pensiun 25 tahun lagi saya ingin mempunyai uang sebesar Rp.1.000.000.000, dengan asumsi bunga tabungan 12%, tanpa ada potongan bunga dan biaya administrasi? Dengan menggunakan fungsi pmt(), masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut :
  • Rate = 12%/12, karena angsuran dilakukan perbulan
  • Nper = 25×12 = 300
  • Pv = 0
  • Fv = 1000000000
  • Type = 0
Dari masukan di atas maka akan didapat nilai -532,241.42

Contoh 3:
Saat ini saya mempunyai uang Rp.10.000.000 yang ada ditabungan. Berapa yang harus saya tabung perbulan, jika waktu pensiun 25 tahun lagi saya ingin mempunyai uang sebesar Rp.1.000.000.000, dengan asumsi bunga tabungan 12%, tanpa ada potongan bunga dan biaya administrasi? Dengan menggunakan fungsi pmt(), masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut :
  • Rate = 12%/12, karena angsuran dilakukan perbulan
  • Nper = 25×12 = 300
  • Pv = -10000000, karena saya sudah mengeluarkan uang dan menyimpannya ditabungan
  • Fv = 1000000000
  • Type = 0
Dari masukan di atas maka akan didapat nilai -426,919.01
Read More..

MENGHITUNG KEBUTUHAN UANG PENSIUN

Sudahkah Anda mempersiapkan diri untuk menghadapi pensiun kelak? Survei dari sebuah grup besar perusahaan asuransi di Indonesia menyatakan bahwa 21% pekerja di tanah air mengetahui jumlah dana yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pensiun.
Hasil survei ini juga mengatakan bahwa rata-rata pekerja Indonesia menabung Rp 598.000 per bulan untuk persiapan pensiun. Sayangnya, tidak disebutkan dalam instrumen keuangan apa saja uang itu disimpan.
Jika Anda tidak termasuk di dalam kelompok 21% tersebut atau ingin apakah Rp598.000 per bulan cukup untuk kasus Anda, berikut tip dari saya untuk membantu Anda menghitung kebutuhan uang pensiun ini.
Berapa besar dana yang Anda perlukan pada masa pensiun bergantung pada beberapa faktor seperti pengeluaran hidup sebelum pensiun, inflasi, dan rata-rata return investasi yang dapat diperoleh. Untuk menghitung berapa besar dana yang harus dikumpulkan secara periodik untuk memenuhinya bergantung pada usia mulai, usia pensiun yang diinginkan, dan dana yang sudah dimiliki.
Saya sengaja menggunakan kata mengumpulkan dan bukan menabung karena penempatan dana tidak selalu harus dalam tabungan dan asuransi. Dana yang terkumpul dapat saja ditaruh dalam ORI, saham, obligasi dolar, dan macam-macam reksa dana.
Untuk konkretnya, misalkan Anda saat ini berusia 40 tahun dengan pengeluaran bulanan Rp 5 juta dan berencana untuk pensiun pada usia 60 tahun. Asumsikan inflasi tahunan rata-rata selama 20 tahun ke depan adalah 6% dan dapat diperoleh return sebesar 12% p.a. untuk dana Anda. Return sebesar ini tentu saja tidak Anda peroleh jika hanya mengandalkan produk bank dan asuransi.
Pertama, kita harus menghitung pengeluaran bulanan sebesar Rp 5 juta akan menjadi berapa 20 tahun lagi. Dengan inflasi tahunan 6%, angka itu menjadi Rp16 juta ([1,06^20] x Rp5 juta) saat usia Anda 60 tahun.
Pengeluaran bulanan saat pensiun tentunya lebih rendah, katakan sekitar 70%-nya, daripada pengeluaran saat masih aktif bekerja karena Anda tidak perlu lagi membiayai pendidikan anak dan pengeluaran transportasi ke kantor setiap hari. Sebagian dari pengurangan biaya ini akan Anda perlukan untuk biaya pemeliharaan kesehatan seperti untuk check-up kesehatan rutin dan obat-obatan.
Dengan demikian, Anda memerlukan uang sebesar Rp 11,2 juta per bulan (70% x Rp16 juta) saat pensiun nanti. Jika dapat diperoleh return 12% p.a. atau 1% per bulan untuk dana Anda, total uang pensiun yang dibutuhkan saat itu adalah Rp 1,12 miliar (Rp 11,2 juta/1%). Kebutuhan uang pensiun menjadi lebih besar jika Anda menginginkan uang pensiun bulanan ini juga naik sesuai dengan inflasi yaitu 6% p.a. atau 0,5% per bulan. Dalam kasus ini, uang pensiun yang dibutuhkan menjadi Rp 2,24 miliar (Rp 11,2 juta/[1% - 0,5%]).
Jika saat ini Anda tidak mempunyai aset likuid dan juga terbebas dari utang alias mulai dari nol, dana yang harus Anda siapkan setiap bulan adalah Rp 1,13 juta. Bagaimana kita memperoleh angka itu sangat mudah jika kita menggunakan kalkulator finansial atau excel. Rumus umum excel untuk tujuan ini adalah '=pmt(rate,nper,pv,fv,type)'. Cukup mengetikkan '=pmt(1%,240,0,1.120.000.000)' dan enter, kita akan mendapatkan Rp 1,13 juta. Dengan kalkulator finansial, kita perlu menginput N = 240, FV = Rp1.120.000.000, dan 1/Y = 1% untuk mendapatkan hasil yang sama.
Jika saat ini Anda memulainya dengan dana Rp 50 juta, dana yang perlu disiapkan berkurang menjadi hanya Rp 581.622 per bulan. Dengan kalkulator finansial, cukup menginput variabel yang sama seperti sebelumnya ditambah PV = -Rp50 juta untuk mendapatkan Rp581.622. Dengan excel, ketikkan '=pmt(1%,240,-50.000.000,1.120.000.000).'
Angka-angka di atas tentu saja akan berubah jika pengeluaran bulanan Anda tidak sebesar Rp 5 juta per bulan atau inflasi tahunan rata-rata ternyata meleset dari 6% atau periode pensiun yang Anda rencanakan bukan 20 tahun lagi atau return investasi bukan sebesar 12% p.a. seperti yang ditargetkan. Namun, dengan excel atau kalkulator finansial, semuanya menjadi begitu mudah dan selesai dalam hitungan menit atau bahkan detik.
Dengan mengambil Rp 11,2 juta setiap bulan sebagai hasil investasi dari dana Anda, uang pensiun Rp1,12 miliar yang sudah Anda kumpulkan tidak akan pernah habis. Kebutuhan uang pensiun akan menjadi lebih sedikit jika Anda ingin menghabiskannya, katakan dalam 15 tahun. Maksudnya adalah jika Anda merasa tidak perlu untuk mewariskan kepada keluarga yang ditinggalkan uang sebesar Rp 1,12 miliar dan usia Anda realistisnya juga tidak akan melebihi, mohon maaf, 75 tahun.
Jika demikian, kita perlu menghitung nilai sekarang dari aliran kas sebesar Rp 11,2 juta setiap bulan selama 15 tahun. Dengan excel atau kalkulator finansial, kita akan mendapatkan bahwa kebutuhan uang pensiun menjadi Rp 933,2 juta dan dana bulanan yang perlu disiapkan untuk mencapai angka ini dalam 20 tahun adalah Rp 943.336 jika memulainya dari nol dan sebesar Rp 392.792 jika memulainya dengan dana Rp 50 juta.
Sekarang jelaslah bahwa kunci untuk dapat menghitung kebutuhan uang pensiun adalah matematika keuangan dan pencarian produk investasi yang mampu memberikan return sesuai dengan yang diharapkan.
Read More..

Friday, September 11, 2009

APAKAH ANDA INGIN KAYA?

Robert T. Kiyosaki, penulis sejumlah buku terlaris dunia, mendefinisikan bahwa kaya adalah apabila passive income sudah melebihi kebutuhan hidup, termasuk kebutuhan yang bersifat kesenangan seperti liburan. Dia juga mendefinisikan kekayaan sebagai: berapa lama harta anda mampu menghidupi anda ketika anda tidak bekerja atau tidak menghasilkan pemasukan apapun.

Untuk menjadi kaya hal yang harus dimengerti pertama kali adalah tahu dan bisa membedakan aset dan liabilitas, kemudian berusaha semaksimal mungkin untuk mengumpulkan atau mengusahakan aset dan menekan atau meminimalisir pemilikan liabilitas.

Aset adalah segala sesuatu yang kita miliki yang dapat menghasilkan pemasukan untuk kita. Sedangkan liabilitas adalah apa saja yang anda miliki yang dapat mejadi sumber pengeluaran kita.


Kebebasan finansial adalah suatu kondisi dimana pemasukan dari seluruh aset yang anda miliki lebih banyak daripada pengeluaran hidup dan pengeluaran dari seluruh liabilitas anda.

Di dalam bukunya Cashflow Quadrant, Kiyosaki membagi jenis-jenis pekerjaan menjadi empat kategori:

Employee
Kategori ini merupakan "kasta terendah" dari segi cashflow jangka pendek, penghasilan jangka panjang, maupun peluang akumulasi aset. Mereka mendapatkan penghasilan tetap berupa gaji. Gaji tetap merupakan sebuah jaminan tingkat penghasilan pada jumlah tertentu. Gajinya mungkin tinggi, tapi tetap saja status mereka adalah karyawan yang dihargai tinggi sejauh mereka masih produktif. Bayaran yang mereka terima dihitung dari waktu yang mereka jual kepada perusahaan. Mereka harus tunduk dengan aturan-aturan perusahaan, baik dalam hal jam kerja, cara kerja, gaji, dan sebagainya. Termasuk ke dalam kategori ini diantaranya pilot, manajer, pegawai negeri, insinyur pertambangan, dan karyawan.

Self-employeed
Kategori ini juga disebut sebagai kaum profesional. Penterjemah, dokter, konsultan, dan pengacara termasuk dalam kategori ini. Dibandingkan karyawan, mereka relatif lebih bebas mengatur jadwal kerja. Mereka hanya tunduk kepada klien atau pasien. Penghasilan kaum self-employed tidak menentu. Tak jarang penghasilan mereka tidak cukup menutupi pengeluaran. Dibandingkan employee, posisi seorang self-employed lebih rentan karena tidak ada katup pengaman. Seorang dokter tidak mungkin mendapatkan tunjangan kesehatan dari pasiennya.

Business owner
Kuadran ini termasuk yang memungkinkan seseorang bisa benar-benar menjadi kaya. Pemilik bisnis tidak harus dimulai dengan modal dalam bentuk uang. Ide adalah yang paling utama. Tidak seperti sebelumnya, saat ini bisnis telah menjadi pilihan karir bergengsi terutama bagi mereka yang lahir setelah tahun 1970-an, khususnya mereka yang progresif terhadap masa depan, berwawasan luas, berpikir rasional, berani mengambil resiko, dan memiliki optimisme tinggi. Selain faktor menjadi kaya, kebebasan adalah daya tarik lain untuk berbisnis sendiri. Pengusaha memiliki keleluasaan yang lebih untuk mengatur sumber daya yang dimiliki (terutama waktu). Walaupun awalnya mereka mungkin bekerja hingga 18 jam sehari, namun ini hanya sementara. Mereka juga harus lebih dahulu banting tulang tidak kenal waktu untuk memastikan bisnis mereka berjalan sesuai harapan. Ini bisa terjadi berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tanpa penghasilan yang tetap. Namun, seiring perkembangan bisnis yang mereka jalankan, ritme mereka juga mengendur. Bahkan pada tahun kelima banyak business owner yang hanya bekerja efektif beberapa jam sehari. Mereka bisa pensiun di usia muda, misalnya 40 tahun, dan berjemur di pantai yang pasirnya halus sembari menyaksikan uangnya beranak-pinak dengan sendirinya.

Investor
Kategori ini adalah "kasta tertinggi" di dalam cashflow quadrant yang diajukan Kiyosaki. Mereka adalah orang-orang yang memiliki "dana lebih" dan menginvestasikannya di beberapa instrumen investasi, seperti properti, emas, sektor riil (bisnis), obligasi, saham, reksadana, dan sejenisnya. Mereka yang telah menjadi business owner biasanya tidak kesulitan di dalam membiakkan uang yang mereka peroleh dengan menjadi investor. Mereka ini termasuk orang-orang yang mencari resiko, bukan sekedar mengambil resiko karena di dalam dunia investasi, berlaku hukum low risk, low return; high risk, high return. Dengan menanamkan uangnya pada instrumen investasi tersebut, kalangan investor tak perlu lagi bekerja membanting tulang. Mereka tinggal berdiam diri, dan uang mereka bekerja dengan sendirinya.

Kesimpulan: Kita semua sebenarnya bisa mencapai kuadran keempat, yakni menjadi investor. Dimanapun posisi kita sekarang, sepanjang kita bekerja keras dan pandai mengatur keuangan kita, maka menjadi seorang investor bukanlah hal yang mustahil. Yang terpenting adalah memahami profil resiko kita masing-masing, apakah konservatif ataukah agresif. Tidak sedikit orang yang pernah melewati keempat kategori di atas dengan jalan yang berliku dan terjal.

Poin yang ingin saya sampaikan disini adalah bahwa ada pilihan lain selain menjadi pekerja untuk menghasilkan uang, yaitu bisnis dan investasi. Kedua bidang ini adalah jalan cepat menuju kebebasan finansial. Apabila anda ingin menjadi kaya dan bebas secara finansial, anda harus mencari jalan anda sendiri di bidang ini dan segera membangun aset.

Read More..